Solopos.com, SRAGEN – Pedagang ayam krispi di Sragen mengaku mengurangi porsi jualannya menjadi lebih tipis. Ternyata langkah tersebut dilakukan gara-gara harga minyak goreng berangsur naik.
Pantauan Solopos.com, harga minyak goreng curah di Pasar Bunder, Sragen, berangsur-angsur naik sejak dua bulan terakhir. Harga minyak goreng curah sebelumnya hanya Rp12.500/kg naik menjadi Rp17.500/kg per Kamis (21/10/2021).
Naiknya harga minyak goreng curah berpengaruh pada turunnya animo pembeli dan berdampak pada pedagang gorengan. Naiknya harga minyak goreng curang berpengaruh pada animo pelanggan.
Baca Juga: Para Pria Penunggang Sapi Sambangi Alun-alun Keraton Solo
Seorang karyawan Toko Luwes Pasar Bunder Sragen, Fanny, menyebut dalam sehari biasanya bisa menjual 5.000-6.000/hari tetapi sekarang hanya bisa menjual 3.000-4.000 kg/hari atau turun sampai 40%. Dia menerangkan para pelanggan itu ada yang berasal dari Tanon atau daerah lain.
Seorang pedagang ayam krispi di Jl. R.A. Kartini Sragen, Edy, 50, saat ditemui wartawan, Kamis, menyampaikan naiknya harga minyak goreng itu tidak hanya minyak curah tetapi minyak kemasan. Dia mengatakan harga minyak kemasan 2 kg, biasanya Rp28.000/kemasan naik menjadi Rp33.000/kemasan.
Baca Juga: Kasus Atap Masjid Ambrol Uji Kemampuan Matematika Kapolres Sukoharjo
Dia menerangkan sebagian pendapatan untuk membeli minyak dengan harga tinggi itu. Untuk menyiasati agar tetap jalan ukuran ayam krispinya dikurangi sedikit. Meskipun harga minyak goreng naik, kata Edy, tidak berpengaruh pada animo pembeli. Beberapa pembeli ia tolak karena sedang melayani pesanan.
Kasi Pengawasan Distribusi Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen, Kunto Widyastuti, mengatakan harga minyak goreng curat di areal Sragen secara grosir Rp16.700-Rp17.500 per kg. Kunto mengungkapkan harga minyak goreng curah di Pasar Gemolong lebih tinggi, yakni Rp17.750/kg.